Selasa, 15 Desember 2009

CCCC indie band malang


"Tahukah perubahan apa yang paling dahsyat di muka bumi ini? Ia adalah perubahan diri sendiri. Revolusi pribadi..." begitulah petikan kalimat yang tercantum pada sampul rekaman CCCC. Band asal Malang jebolan 10 finalis Gudang Garam Rock Competition yang biasa disebut C4 [si-fo;r] ini memang mengambil tema perubahan atau revolusi di hampir setiap liriknya. Album ini adalah materi musik yang sudah terpendam sekian lama dan akhirnya mereka lepas secara independen ke pasaran. Total ada tigabelas karya lagu yang berpijak dari dasar musik rap-rock dan nu-metal. Mereka pun cukup cerdik memasukkan slide pop, new-wave hingga blues ke dalam beberapa parts. Setiap lini bermain padu dan percaya diri. Ada riff gitar yang keras dan scratching ala Tom Morello ketika di RATM. Bassist yang dikaruniai jari-jari yang bisa menari. Ketukan drum yang santai namun tetap membuai. Plus celoteh vokalis yang bisa bernyanyi sekaligus rapping dengan apik. Sekarang saatnya empat orang dengan kemampuan yang tepat dan skillful itu untuk unjuk gigi. Mulai dari Freedom, Extrimis, dan Bagai Bom yang membebaskan Norman dkk dari wacana band rock biasa yang standard dan stereotip. Ada = Tiada berbicara tentang eksistensi manusia mengalun kelam dengan dilatari vokal perempuan. Air Mata mengalun sabar dengan lirik empati sosial yang cukup menenangkan. Mirip balada akustik yang ditumpangi scratch dari sang DJ bersenar enam. Protes terkeras ada pada singel Revolusi dan Anti Sinetron. Dua track ini melempar molotov yang membakar dan penuh amarah. Finale sepertinya didedikasikan buat mendiang Freddy Mercury dan Queen, sebab lagu ini dibuat opera-rock yang panjang ala Bohemian Rhapsody. Lengkap dengan denting piano, koor vokal, dan gaya melodi Brian May. Suatu tribut yang digarap cukup serius. Sebuah album protes memang tidak semestinya berisi hujatan atau marah-marah melulu. Dan CCCC cukup tahu itu. Sebab mereka juga memberikan opini yang alternatif dan konstruktif. CD ini berbonus buklet panduan revolusi yang menyajikan wacana CCCC serta profil tokoh yang mereka anggap revolusioner seperti Tan Malaka, Hamka, Soe Hok Gie, dan Munir. Sebuah rekaman yang mencerahkan dengan quote akhir yang penting, "...Kesalahan terbesar kita adalah bahwa kita menginginkan perubahan pemerintahan, perubahan sistem, dan perubahan nasib. Tapi kita melupakan perubahan yang terpenting; perubahan diri sendiri." [Samack]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Dahsyat tanpa modal