Selasa, 15 Desember 2009

killing me inside biography


Band Killing Me Inside (Killms) adalah band bergenre Modern Rock / Emo yang dibentuk pada awal tahun 2006 dengan personilnya, yaitu : Sansan sebagai vokalis, Raka dan Josaphat sebagai gitaris, Onadio sebagai bassis dan Rendy pada drum. Pada pertengahan '08, Raka (gitaris) Killing Me Inside terpaksa mengundurkan diri untuk bergabung dengan band lain (Vierra) karena beberapa alasan.

"Gue harus mengundurkan diri dari band ini (Killms) karena adanya bentrok antara 2 band yaitu Killing Me Inside dan Vierra. Kedua band ini akan menjalankan kontrak dimana suatu pihak tidak membolehkan playernya untuk mempunyai lebih dari 1 band. Saat ini gue berada di posisi yang bagi gue hasil akhirnya sama skali bukan apa yang gua inginkan, dimana gue diharuskan untuk memilih Vierra yang disebabkan oleh "suatu faktor keluarga" yang sama sekali gak bisa gue tolak," kata Raka seperti yang dituliskan di Blog Myspace Killms.

Kemudian pada tahun itu, memasuki 2009, setelah beberapa kali manggung dan melakukan tour, Sansan (Vokalis) dan Rendy (Drum) meninggalkan band dan juga karena beberapa alasan. Sansan sebagai vokalis keluar karena memang pilihannya dia sendiri untuk keluar (sekarang ada di Pee Wee Gaskins) dan Rendy sebagai Drummer mengundurkan diri karena sibuk untuk rencana jangka panjangnya demi masa depan.

Formasi terbaru Killms adalah sebagai berikut: Onadio sebagai vokalis, Josaphat pada gitar, Agung pada bass dan Davi untuk menggantikan Rendy pada drum. Band ini sudah mempunyai satu album yaitu "A Fresh Start For Something New" yang hitsnya lagunya yaitu "The Tormented".

pee wee gaskins:band indie paling laris


Awalnya, band ini nggak lebih dari proyek solo Dochi. Dia merekam sendiri beberapa lagu yang dia buat dalam format akustik. Belakangan, Dochi kepikiran buat membawakan lagu-lagunya dalam format band. Dipilihlah lagu yang berjudul Here Up On The Attic untuk direkam dengan format band, dan semua instrumennya dia mainkan sendiri.
“Akhirnya gue cari teman-teman yang mau bantu dan gabung sama gue. Setelah dapet personilnya, kami namain band ini Pee Wee Gaskins,” kenang Dochi.
Nggak butuh waktu lama buat mereka untuk mengumpulkan massa dan fanbase yang kemudian menyebut dirinya sebagai Party Dorks. Party Dorks Pee Wee termasuk penggemar yang loyal. Bahkan mereka sampai punya ketua sendiri yang mengurus dan menjadi penyambung info dari band untuk para anggotanya.
Untuk band-band sekelas Slank, hal kayak gini mungkin lumrah terjadi. Tapi untuk band yang baru berumur dua tahun, ini jelas luar biasa. Apalagi modal mereka terbilang minim, cuma satu mini album berisi lima lagu, berjudul Soundtrack & Stories From Our Highschool Years.
Usaha mereka berbuah manis. Albumnya terjual sebanyak 2000 keping dan tawaran manggung pun berdatangan silih berganti. Bukan cuma Jakarta – Bandung, tapi sampai ke Makassar.
“Udah hampir setahun belakangan kami selalu manggung tiap minggu,” kata Omo.
Bulan lalu, Dochi, Sansan, Omo, Aldy, dan Eye merilis album kedua mereka yang dikasih judul The Sophomore. Singel pertama dari album ini adalah Welcoming The Sophomore, bercerita tentang Eye, anggota baru band ini. “Kira-kira lagunya bercerita tentang sambutan Pee Wee buat Eye,” bilang Dochi.
Album yang dirilis tanggal 6 Januari di GOR Bulungan ini berisi 11 lagu baru, dan dua lagu dari album Stories From Our High School Years. Adalah Tatiana dan Berdiri Terinjak yang dipilih. “Untuk album ini kami mengerjakannya cukup serius. Ada sesi workshop untuk ngumpulin materi,” giliran Sansan angkat bicara.
Akankah The Sophomore bakal bikin Pee Wee Gaskins semakin digilai banyak orang? Atau justru sebaliknya? We’ll see.
(Sumber: www.hai-online.com )

CCCC indie band malang


"Tahukah perubahan apa yang paling dahsyat di muka bumi ini? Ia adalah perubahan diri sendiri. Revolusi pribadi..." begitulah petikan kalimat yang tercantum pada sampul rekaman CCCC. Band asal Malang jebolan 10 finalis Gudang Garam Rock Competition yang biasa disebut C4 [si-fo;r] ini memang mengambil tema perubahan atau revolusi di hampir setiap liriknya. Album ini adalah materi musik yang sudah terpendam sekian lama dan akhirnya mereka lepas secara independen ke pasaran. Total ada tigabelas karya lagu yang berpijak dari dasar musik rap-rock dan nu-metal. Mereka pun cukup cerdik memasukkan slide pop, new-wave hingga blues ke dalam beberapa parts. Setiap lini bermain padu dan percaya diri. Ada riff gitar yang keras dan scratching ala Tom Morello ketika di RATM. Bassist yang dikaruniai jari-jari yang bisa menari. Ketukan drum yang santai namun tetap membuai. Plus celoteh vokalis yang bisa bernyanyi sekaligus rapping dengan apik. Sekarang saatnya empat orang dengan kemampuan yang tepat dan skillful itu untuk unjuk gigi. Mulai dari Freedom, Extrimis, dan Bagai Bom yang membebaskan Norman dkk dari wacana band rock biasa yang standard dan stereotip. Ada = Tiada berbicara tentang eksistensi manusia mengalun kelam dengan dilatari vokal perempuan. Air Mata mengalun sabar dengan lirik empati sosial yang cukup menenangkan. Mirip balada akustik yang ditumpangi scratch dari sang DJ bersenar enam. Protes terkeras ada pada singel Revolusi dan Anti Sinetron. Dua track ini melempar molotov yang membakar dan penuh amarah. Finale sepertinya didedikasikan buat mendiang Freddy Mercury dan Queen, sebab lagu ini dibuat opera-rock yang panjang ala Bohemian Rhapsody. Lengkap dengan denting piano, koor vokal, dan gaya melodi Brian May. Suatu tribut yang digarap cukup serius. Sebuah album protes memang tidak semestinya berisi hujatan atau marah-marah melulu. Dan CCCC cukup tahu itu. Sebab mereka juga memberikan opini yang alternatif dan konstruktif. CD ini berbonus buklet panduan revolusi yang menyajikan wacana CCCC serta profil tokoh yang mereka anggap revolusioner seperti Tan Malaka, Hamka, Soe Hok Gie, dan Munir. Sebuah rekaman yang mencerahkan dengan quote akhir yang penting, "...Kesalahan terbesar kita adalah bahwa kita menginginkan perubahan pemerintahan, perubahan sistem, dan perubahan nasib. Tapi kita melupakan perubahan yang terpenting; perubahan diri sendiri." [Samack]
Bisnis Dahsyat tanpa modal